Rabu, 03 September 2008

BACA BUKU BUKA DUNIA

Baca buku buka dunia

*

Oleh Hendi Abdurahman, pelajar XII TKJ B, SMK Pasundan 2 Bandung

Membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan. Dengan membaca Belia menjadi tahu tentang sesuatu, sesuai dengan apa yang dibaca oleh Belia. Tetapi, mengapa kita sering malas dengan kegiatan yang satu ini?? Entahlah … ini kembali kepada diri kita masing-masing.Belia tau nggak, kalo membaca buku mampu mengubah kehidupan seseorang. Ambil contoh Thomas Alva Edison. Salah satu yang membuatnya cerdas dan berhasil melakukan berbagai penemuan, tiada lain adalah kegemarannya membaca buku. Sulit dibayangkan kalo anak bodoh seperti Thomas Alva Edison yang di drop out dari sekolah dasar, dan sempat pula menjadi pedagang asongan saja bisa mencantumkan namanya dalam deretan ilmuwan paling terkemuka di muka bumi, mengapa kita nggak? Ingat di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. So … ayo kita mulai ubah cara hidup kita, dengan gemar membaca buku.Perlu Belia ketahui, Dr. C. Edward Coffey meneliti kalo dengan membaca buku seseorang akan terhindar dari penyakit demensia atau pikun. Demensia merupakan penyakit yang merusak jaringan otak. Seseorang yang terkena demensia dipastikan akan mengalami kepikunan atau dalam bahasa kita disebut tulalit. Harus Belia sadari juga, kalo membaca merupakan salah satu pendidikan termurah, dan juga dapat menciptakan semacam lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti rugi perubahan otak. Hal ini dibuktikan dengan meneliti struktur otak dari 320 otak berusia 66-99 tahun yang nggak terkena demensia.We first make our habits, then our habits make us. Sebuah watak akan muncul, bila kita membentuk kebiasaan terlebih dahulu. Artinya membaca buku perlu dibiasakan sejak kecil.Saat ini, biaya pendidikan kita membubung. Hanya kalangan tertentu yang dapat menikmati pendidikan formal sampai jenjang perguruan tinggi. Bagi mereka yang belum beruntung dari aspek ekonomi, sehingga tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi, mestinya tidak berkecil hati. Membaca buku menjadi alternatif untuk bisa menjadi terpelajar layaknya orang yang mengikuti pendidikan formal. Nggak ada alasan nggak bisa menjadi orang terpelajar karena nggak bisa mengikuti pendidikan formal.Tapi, sayangnya, kita dihadapkan pada kenyataan yang sangat memprihatinkan. Minat baca di kalangan pelajar khususnya dan masyarakat pada umumnya harus diakui masih sangat rendah. Kedatangan orang-orang ke mal jauh lebih ramai daripada ke pameran-pameran buku. So … kita nggak boleh pesimis, jangan pula membiarkan hal ini terus-menerus terjadi pada bangsa kita. Belia nggak mau kan bangsa kita menjadi bangsa yang tertinggal. Karena itu, mulai bulan Ramadan ini, marilah kita sebagai generasi penerus bangsa memajukan dan membuat negara ini menjadi lebih baik dengan sesuatu yang bisa kita lakukan, salah satunya dengan membaca buku. Sebab, membaca berarti membuka cakrawala dunia.***

1 komentar:

eFFecT_sAturDay mengatakan...

yap....harus disadari kalo minat baca di indonesia kurang, maka dari itu mari kita sama-sama meningkatkan daya baca di indonesia